Ticker

Ad Code

Drama Hukum Kades Ranteballa Nonaktif: Dari Buron, Tahanan Kejari, hingga Terbaring di RSUD — Etik Polobuntu Siap "Meledakkan" Persidangan!

 


GEMBLOG, Belopa — Perjalanan hukum Etik bin Mallo alias Etik Polobuntu, mantan Kepala Desa Ranteballa, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, kian penuh drama. Terseret dalam kasus dugaan korupsi pungutan liar (pungli) penerbitan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) terkait pembebasan lahan PT Masmindo Dwi Area (MDA), Etik kini resmi menjadi tahanan Kejaksaan Negeri (Kejari) Luwu.

Namun, baru dua hari menghuni Lapas Kelas IIA Palopo, kabar mengejutkan berhembus: Etik kini terbaring di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batara Guru, Belopa. Penyakit jantungnya dikabarkan kambuh, diduga akibat tekanan psikis yang berat pasca penahanan.

Penahanan Etik sendiri dilakukan pada Rabu, 30 Juli 2025, usai Tim Penyidik Tipidkor Polres Luwu menyerahkan tersangka dan barang bukti kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Luwu. Momen ini mengakhiri pelarian Etik selama sebulan penuh berstatus buronan (DPO), hingga akhirnya ia dibekuk polisi pada 29 Juli 2025.

Namun drama belum berhenti di situ. Dari ranjang rumah sakit, Etik kabarnya mengungkap rasa kecewa dan merasa ditinggalkan sendirian menanggung beban hukum. Dalam sebuah perbincangan dengan kerabatnya — yang enggan disebut namanya — Etik dikabarkan siap "blak-blakan" di persidangan untuk membongkar semua pihak lain yang terlibat dalam pusaran kasus ini.

Rumor pun cepat beredar di kalangan Rumpun Masyarakat Adat Ranteballa. Bisik-bisik menyebut, jika Etik benar-benar membuka mulut di persidangan Tipikor Makassar nanti, bukan tidak mungkin akan menyeret nama-nama lain, termasuk oknum-oknum dari pihak PT Masmindo Dwi Area yang selama ini diduga terlibat dalam praktik pungli dan penyalahgunaan wewenang saat pembebasan lahan.

Aktivis muda Luwu Raya ikut menyoroti isu panas ini. Seorang pegiat anti-korupsi dari Gempar Muda mengatakan, “Kalau memang Etik siap membuka semua di pengadilan, itu langkah berani yang patut diapresiasi. Jangan sampai hanya satu orang yang menanggung, sementara aktor-aktor lain bebas berkeliaran.” pada Minggu (10/8/2025).

Ia menambahkan, publik berharap kesehatan Etik segera pulih agar dapat menghadapi proses hukum dengan tegar dan memberikan kesaksian yang transparan. “Harapan kami, Etik jangan ragu. Ungkap saja semua pihak yang terlibat, biar rakyat tahu siapa dalang sebenarnya,” tegasnya.

Kini, sorotan publik tertuju pada satu hal: akankah sidang Tipikor Makassar nanti menjadi panggung besar pembongkaran skandal yang lebih luas? Atau justru drama ini akan kembali terkubur dalam diam?

Yang jelas, lembaran berikutnya dari kisah Etik Polobuntu masih menunggu untuk dibuka — dan semua mata sedang mengawasinya. (TIM/Red)

Posting Komentar

0 Komentar