GEMBLOG, Palopo - Abduh Bakry Pabe (ABP) secara terbuka menyatakan sikap dan komitmennya berada di barisan perjuangan pembentukan Provinsi Tana Luwu. Pernyataan itu disampaikan dalam press release bertajuk “Muliakan Indonesia, Saya di Barisan Perjuangan Pembentukan Provinsi Tana Luwu”, sebagai refleksi kecintaan terhadap tanah kelahirannya, Senin (29/12/2024).
“Saya lahir dan dibesarkan di Tana Luwu, di bumi yang sangat kaya raya ini dan sarat dengan cerita heroisme di masa lalu,” ungkap Abduh Bakry Pabe, yang dikenal sebagai eksponen Aktivis 98 sekaligus pengusaha muda di bidang properti.
Menurut Abduh, Tana Luwu memiliki posisi historis yang sangat penting dalam perjalanan Republik Indonesia. Ia mengingatkan bahwa tidak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 tersiar hingga ke pelosok Nusantara, Datu Luwu Andi Djemma langsung berinisiatif mendirikan Laskar Soekarno Muda di Tana Luwu. Organisasi ini menjadi bukti konkret bahwa semangat nasionalisme masyarakat Luwu hadir sejak awal berdirinya republik.
“Tidak heran jika Datu Luwu Andi Djemma dikenal sebagai raja yang nasionalis sekaligus religius. Bahkan Sang Proklamator, Ir. Soekarno, sampai ‘jatuh cinta’ pada Wija to Luwu dan menjanjikan status daerah istimewa bagi Tana Luwu, termasuk pembentukan provinsi. Inilah basis sejarah perjuangan kita,” tegas Abduh.
Namun demikian, Abduh juga menyoroti tantangan regulatif yang harus dihadapi saat ini. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, syarat pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) untuk tingkat provinsi minimal harus terdiri dari lima wilayah kabupaten/kota.
“Artinya, untuk mewujudkan Provinsi Tana Luwu, perlu dibentuk satu kabupaten baru lagi, yaitu Kabupaten Luwu Tengah,” jelasnya.
Lebih jauh, Abduh menekankan bahwa kunci utama perjuangan ini terletak pada kebersamaan dan persatuan. Menyatukan frekuensi seluruh elemen Wija to Luwu mulai dari pejabat, anggota dewan, tokoh adat, pengusaha, hingga aktivis lintas generasi menjadi modal awal yang sangat menentukan.
“Ide ini sudah sejak lama hidup di tengah masyarakat. Kerinduan masyarakat Tana Luwu untuk memiliki provinsi sendiri bukan semata demi kepentingan daerah, tetapi sebagai ikhtiar memuliakan Indonesia melalui pemerataan pembangunan dan keadilan sejarah,” tutup Abduh. (Red)
_Sumber Abdu Bakry Pabe (ABP) Eksponen Aktivis 98_



