-->

Iklan

Benner Atas

Generasi Z dan Ujian Sejarah Negara Republik Indonesia

Admin
Senin, Desember 15, 2025 WIB Last Updated 2025-12-15T15:38:02Z


_Oleh : Syarifuddin_


GEMBLOG, Palopo - Sejarah Indonesia tidak pernah bergerak lurus. Ia berdenyut, berputar, dan sesekali melonjak melalui gelombang besar yang digerakkan oleh generasi muda. Dari Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945, hingga Reformasi 1998, satu benang merah selalu terlihat jelas: perubahan besar lahir ketika kaum muda menolak diam.


Memasuki akhir 2025, Indonesia kembali berdiri di tepi gelombang sejarah yang baru. Generasi muda khususnya. Generasi Z tak lagi sekadar menjadi objek kebijakan atau angka statistik demografi. Mereka hadir sebagai subjek politik yang sadar, kritis, dan berani menyuarakan ketidakadilan di ruang digital maupun ruang publik.


Keresahan itu nyata. Biaya hidup yang terus meningkat, lapangan kerja yang semakin sempit, pendidikan yang mahal, serta praktik korupsi yang seolah tak tersentuh hukum membentuk akumulasi kekecewaan kolektif. Media sosial menjadi ruang konsolidasi, sementara jalanan, kampus, dan forum-forum publik menjelma panggung ekspresi. Suara generasi baru Indonesia tidak lagi terfragmentasi—ia mulai menemukan iramanya sendiri.


Berbeda dengan generasi sebelumnya, Generasi Z Indonesia tumbuh dalam ekosistem digital yang membuat mereka melek informasi dan alergi terhadap manipulasi. Mereka membandingkan, mengkritisi, dan menuntut transparansi. Negara, bagi mereka, bukan sekadar simbol, melainkan kontrak sosial yang harus ditepati. Ketika kontrak itu terasa dilanggar, keberanian untuk bersuara menjadi keniscayaan.


Namun gelombang ini bukan sekadar perlawanan. Ia juga membawa harapan. Di balik kritik tajam, ada tuntutan untuk membangun: pemerintahan yang bersih, hukum yang adil, ekonomi yang memberi ruang tumbuh, serta demokrasi yang benar-benar mendengar. Generasi muda Indonesia tidak menuntut kekuasaan semata, mereka menuntut masa depan yang layak.


Bagi Negara Republik Indonesia, momen ini adalah ujian sekaligus peluang. Mengabaikan suara generasi baru hanya akan memperbesar jarak antara negara dan rakyat mudanya. Sebaliknya, membuka ruang dialog, reformasi kebijakan, dan keberanian membersihkan sistem justru dapat mengubah gelombang menjadi energi pembangunan.


Sejarah Indonesia mengajarkan satu hal penting: ketika negara memilih mendengar generasi mudanya, bangsa ini melompat maju. Tetapi ketika suara itu dibungkam, sejarah selalu mencari jalannya sendiri.


Kini, Indonesia kembali berada di persimpangan. Gelombang generasi baru telah tiba. Pertanyaannya bukan apakah ia akan menghantam, melainkan apakah Negara Republik Indonesia siap berlayar bersamanya menuju masa depan yang lebih adil, berdaulat, dan bermartabat. (*)


_Penulis adalah Ketua Umum Perkumpulan Gempar Muda Cendekia dari Kota Palopo_



Komentar

Tampilkan

  • Generasi Z dan Ujian Sejarah Negara Republik Indonesia
  • 0

Terkini